Gerakan Sadar Budaya 2025 Guncang Kota Tua: Kolaborasi Komunitas dan Adat Hidupkan Spirit Nusantara
Kota Tua Menyala oleh Semangat Budaya
Suasana Kota Tua Jakarta mendadak berbeda pada Minggu (26/10/2025). Kawasan bersejarah yang biasanya dipenuhi wisatawan kini berubah menjadi panggung hidup kebudayaan. Ratusan pegiat budaya, tokoh adat, hingga komunitas kreatif berkumpul dalam satu semangat: membangkitkan kembali identitas Nusantara melalui “Gerakan Sadar Budaya 2025.”
Acara ini diinisiasi oleh Budayantara Media, Pemangku Adat Jayakarta, dan Kutai Mulawarman, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan serta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Makna di Balik Gerakan Sadar Budaya 2025
Gerakan ini bukan sekadar festival, tetapi sebuah manifestasi cinta terhadap warisan leluhur. Di tengah arus globalisasi, upaya untuk menjaga dan menghidupkan budaya lokal menjadi semakin mendesak. Gerakan Sadar Budaya hadir sebagai jembatan antara tradisi dan generasi muda, menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dalam kemasan modern.
Diskusi Budaya: Kolaborasi Sebagai Napas Kebudayaan
Tema yang Menggugah
Kegiatan dibuka dengan Diskusi Budaya bertajuk “Kolaborasi Komunitas dan Lembaga Budaya Sebagai Penggerak Budaya Nusantara.”
Diskusi ini menjadi ruang bertemunya ide, gagasan, dan komitmen dari berbagai kalangan untuk memperkuat ekosistem budaya.
Moderator dan Narasumber
Dipandu oleh Masdjo Arifin, Pimpinan Redaksi Budayantara.tv, diskusi ini menghadirkan tokoh-tokoh lintas daerah yang menekankan pentingnya sinergi komunitas dalam menjaga identitas bangsa.
Para narasumber sepakat bahwa tanpa kolaborasi, budaya akan kehilangan daya hidupnya di tengah perubahan zaman yang cepat.
Pentas Budaya yang Menghidupkan Kota Tua
Pertunjukan Multikultural
Malam hari menjadi puncak kemeriahan acara. Dari panggung di jantung Kota Tua, tampil berbagai kelompok seni yang membawa kekayaan budaya Nusantara:
Iwenk MJC dengan penampilan energik dan penuh semangat.
Sanggar Paninyongan Banyumas yang memukau dengan tarian tradisionalnya.
Sanggar Budaya Salaka Negara dan Heng ART Studio menampilkan harmoni antara seni tradisi dan kreasi modern.
Atraksi Silat Beksi, seni bela diri khas Betawi, mengundang decak kagum penonton.
Penampilan Penutup yang Berkesan
Sebagai penutup, band Sagon menghadirkan nuansa akustik bernuansa etnik, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan di bawah langit Jakarta.
Apresiasi dari Tokoh Adat dan Pejabat
Dalam sambutannya, Pangeran Abi dari Lembaga Pemangku Adat Jayakarta menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif. Ia menegaskan:
“Gerakan ini bukan sekadar seremoni, tapi kekuatan kolektif untuk memperkuat identitas budayantara tv budaya nasional. Kolaborasi adalah kunci agar budaya kita tetap hidup dan relevan.”
Apresiasi khusus juga diberikan kepada UPK Kota Tua, Pelopor Kebudayaan Raden H. Yan Sanjaya Diwangsa, DYMM SB. Berdaulat Agung Prof. Dr. MSPA. Iansyah Reczha FW. PH.D dari Kutai Mulawarman, Kanjeng Pangeran Haryo Ian Tony Taufik Tondonogoro, Datuk Muslil Siregar, SE, serta perwakilan dari Walikota Jakarta Barat, Kadis Kebudayaan DKI, BAZNAS DKI Jakarta, Dirjen Ketuhanan YME Kementerian Kebudayaan, Dispusip DKI, dan Museum Sejarah Jakarta.
Simbol Penghargaan dan Persaudaraan Budaya
Sebagai bentuk penghargaan, perwakilan Amba Sutra menyerahkan cenderamata berupa buku sejarah dan budaya lokal. Pemberian ini menjadi simbol komitmen bersama untuk terus menjaga, meneliti, dan menyebarluaskan pengetahuan budaya bangsa.
Spirit Nusantara di Tengah Modernitas
Gerakan Sadar Budaya 2025 menghadirkan paduan yang harmonis antara tradisi dan modernitas. Kota Tua menjadi saksi bahwa warisan leluhur tidak tenggelam di tengah kemajuan zaman. Justru, ia bertransformasi menjadi budayantara sumber inspirasi dan identitas nasional yang membanggakan.
Kolaborasi Komunitas: Kunci Keberlanjutan Budaya
Kekuatan acara ini terletak pada kolaborasi antara berbagai pihak — dari pegiat budaya, komunitas kreatif, tokoh adat, hingga lembaga pemerintahan.
Mereka bukan hanya berbagi panggung, tetapi juga berbagi misi: melestarikan dan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap akar budaya sendiri.
Membangun Kesadaran Budaya di Era Digital
Di tengah era digital yang serba cepat, budaya sering kali tersisih oleh konten global. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk “melek budaya”, agar tidak sekadar menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif pelestarian budaya Nusantara.
Melalui media seperti Budayantara.tv, pesan dan nilai budaya dapat menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih modern dan interaktif.
Dampak Sosial dan Kultural dari Gerakan Ini
Gerakan Sadar Budaya tidak hanya berdampak pada sektor kesenian, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar komunitas. Ia menjadi ruang temu lintas etnis, lintas daerah, bahkan lintas generasi.
Dari sinilah lahir spirit persaudaraan budaya yang menjadi fondasi kuat bagi bangsa majemuk seperti Indonesia.
Kota Tua: Dari Cagar Sejarah ke Pusat Budaya Hidup
Dengan suasana heritage yang khas, Kota Tua Jakarta terbukti menjadi lokasi ideal untuk menggelar kegiatan budaya. Setiap gedung tua, setiap langkah kaki di pelataran, terasa menyatu dengan irama musik dan tarian tradisional.
Kota Tua seolah hidup kembali — bukan hanya sebagai destinasi wisata, tapi sebagai ruang ekspresi budaya yang menggugah kebanggaan nasional.
Harapan dan Langkah Selanjutnya
Gerakan Sadar Budaya 2025 diharapkan menjadi momentum tahunan yang terus berkembang, tidak berhenti sebagai acara seremonial semata.
Tujuannya jelas: membangun kesadaran kolektif masyarakat Indonesia agar mencintai, memahami, dan menghidupkan budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan: Spirit Budaya Tak Pernah Padam
Kehadiran Gerakan Sadar Budaya 2025 membuktikan bahwa semangat budaya Indonesia masih menyala terang. Dari Kota Tua, denyut tradisi dan kearifan lokal berpadu dengan semangat kreatif generasi muda.
Budaya bukanlah masa lalu — ia adalah cermin jati diri dan sumber inspirasi masa depan.